A. Sejarah Pendirian HIPSI
Pada Tahun 1918 Bangsa Indonesia sedang melawan kolonialisme
belanda. Seorang Ulama Pesantren sekaligus aktivis pergerakan nasional
KH. Wahab Chasbullah bersama 45 Saudagar santri lainnya mendirikan
perkumpulan para saudagar yang diberinama Nahdlatut Tujjar –
Kebangkitan Para Saudagar. Perkumpulan ini memliki tujuan mulia yaitu
meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan sekaligus
melawan penjajahan dan penindasan iprealisme Belanda.
Lahirnya Nahdlatut Tujjar merupakan bentuk dari kesatuan dan
kebangkitan kaum santri yang menjadi cikal bakal lahirnya Nahdlatul
Ulama yang dimulai dari pergerakan kebangsaan Nahdhatul
Wathon dan Taswirul Afkar untuk mewadahi pemikiran keagamaan para
kaum santri.
Delapan tahun kemudian pada tanggal 31 Januari 1926 pergerakan
kaum santri mencapai puncaknya dengan lahirnya Nahdlatul Ulama,
yang dipimpin langsung oleh KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab
Chasbullah, KH. Bisri Syamsuri dan bersama para ulama pesantren
lainnya. Nahdlatul Ulama berkembang menjadi penyangga utama dalam
rangka menumbuhkan rasa Nasionlisme hingga berperan penting dalam
Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Penentu Konsepsi Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Perumusan Pancasila dan Undang-undang Dasar
1945.
Kini Nahdlatul Ulama konsisten menjadi pilar utama masyarakat
sipil di Indonesia, sebagai Jamiyah, Diniyah, Ijtimaiyah, Organisasi
Keagamaan dan Kemasyarakatan terbesar di Indonesia yang memiliki
komitmen pada pencapaian kesejahteraan sosial, pendidikan, dakwah
dan kegiatan perekonomian.
Pendirian Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) tidak lepas
dari upaya melanjutkan perjuangan para tokoh pendahulu NU.
Terinspirasi dari para Ulama terdahulu, sehingga Hipsi didirikan pada
tanggal 3 Februari 2012 di Pesantren Al‐Yasini Pasuruan. Pendirian
organisasi ini telah diketahui oleh Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU,
untuk menumbuhkan wirausaha di kalangan santri dan mengokohkan
jejaring ekonomi antar warga nahdiyyin dan masyarakat Indonesia
pada umumnya.
Tantangan ekonomi masa lalu tentu saja berbeda dengan masa kini
yang lebih kompleks. Dapat disebutkan, tantangan terpenting saat ini
adalah persaingan makin ketat dan terbuka sampai pada skala global,
serta daya dukung sumberdaya alam yang makin turun. Di tengah
“kegaduhan” ekonomi itu (walau terasa senyap), di situlah warga
nahdliyin, khususnya para santri hidup. Maka, dalam skala
mikro HIPSI ingin memberi peluang kepada para santri untuk secara
bersama‐sama, menyatukan potensi mengangkat harkat ekonominya
sendiri. Dengan demikian mereka lebih siap melaksanakan tugas‐tugas
kemasyarakatannya, sekaligus berkontribusi bagi tumbuh kembangnya
ekonomi yang sehat
HIPSI telah membulatkan tekad untuk menumbuhkan klaster
pengusaha kecil dan menengah baru yang benilai tambah, bersinergi dan
bermartabat. Dengan potensi pondok pesantren yang tergabung dakam
Rabithah Ma’ahid Islamiyah NU mencapai 23 ribu pesantren yang
mendidik sekitar empat juta santri, sehingga jika seluruh santri tersebut
berhasil diberdayakan menjadi wirausaha yang mandiri, maka dipastikan
bangsa Indonesia bakal makmur. Klaster ini lahir dari proses tempaan
HIPSI sehingga menjadi pengusaha matang dan tangguh. Pengusaha yang
naik kelas dari pengusaha kecil menjadi menengah dan dari pengusaha
lokal menjadi nasional dan pada akhirnya bisa Go Internasioal.
B. Visi HIPSI adalah
Menjadi organisasi yang menghimpun dan mencetak pengusaha
yang berahklaqul karimah.
C. Misi HIPSI adalah
Untuk mencapai visi itu, dijabarkan ke dalam misi sebagai berikut:
1. Menjadikan wadah pengembangan wirausaha yang profesional
dan berakhlaqul karimah
2. Mensinergikan jejaring kekuatan ekonomi santri dan masyarakat
serta umat muslim Indonesia melalui badan usaha koperasi
3. Memberdayakan ekonomi masyarakat untuk katalisator
peningkatan ekonomi nasional.
D. Nilai HIPSI
Nilai-nilai akhlaqul karimah yang ingin tetap dijaga dan
dikembangkan dalam mencapai semua tujuan-tujuan organisasi sesuai
dengan visi-misi di atas adalah:
1. Benar dan Jujur / Siddiq, yaitu upaya untuk tetap bersikap benar,
jujur, objektif karena iman
2. Profesional / Fathonah, yaitu cerdas, kompeten/ahli di bidangnya
dengan terus berupaya belajar
3. Kepercayaan / Amanah, yaitu membangun kepercayaan dalam
hubungan dengan sesama
4. Transparan / Tablig, yaitu terbuka/transparan dalam menjalin
hubungan/sinergi dengan pihak lain
5. Konsisten / Istiqomah, yaitu memegang teguh secara terusmenerus pengamalan keempat nilai di atas.
E. Logo HIPSI
Dalam Anggaran Dasar HIPSI, Pasal 4, disebutkan “Lambang HIPSI
berupa gambar bola dunia yang dilingkari tali tersimpul, dikitari oleh 9
(sembilan) bintang, 5 (lima) bintang terletak melingkari di atas garis
katulisitiwa, yang terbesar diantaranya terletak di tengah atas, sedang 4
(empat) bintang lainnya terletak melingkar di bawah katulisitiwa,
dengan tulisan HIPSI, semua terlukis dengan warna putih di atas dasar
hijau.”
Masing-masing memiliki arti seperti berikut :
a. Gambar bola dunia melambangkan tempat hidup, tempat
berjuang, dan beramal di dunia ini dan melambangkan pula bahwa
asal kejadian manusia itu dari tanah dan akan kembali ke tanah.
b. Gambar peta pada bola dunia merupakan peta Indonesia
melambangkan bahwa HIPS I dilahirkan di Indonesia dan berjuang
untuk kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,khususnya
dan ummat Islam di Dunia umumnya.
c. Tali yang tersimpul melambangkan persatuan yang kokoh, kuat
selalumenjalin silaturahmi;,Jumlah untaian tali sebanyak 99 buah
melambangkan Asmaul Husna.
d. Sembilan bintang yang terdiri dari lima bintang di atas garis
katulistiwa dengan sebuah bintang yang paling besar terletak
paling atas, melambangkan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
sebagai pemimpin umat manusia dan Rasulullah; Empat buah
bintang lainnya melambangkan kepemimpinan Khulaur Rasyidin
yaitu Abu Bakar Ash Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan,
dan Ali bin Abi Thalib.
e. Empat bintang di garis katulisitiwa melambangkan empat madzab
yaitu Hanafi, Maliki, S yafii, dan Hambali. Jumlah bintang
sebanyak 9 (sembilan) melambangkan sembilan wali penyebar
agama Islam di Indonesia.
f. Tulisan HIPSI di tengah menunjukkan nama dari organisasi yang
berarti singkatan dari Himpunan Pengusaha Santri Indonesia
g. Warna hijau dan kuning melambangkan kesuburan tanah air
Indonesia dan kemakmuran dan warna kuning melambangkan
kesejahteraan.
h. Garis besar saling mengikat antara warna hijau dan
kuning menunjukkan ikatan yang saling memperkuat antar
anggota yang sekaligus menunjukkan selalu berpegangan erat
dalam suka dan duka untuk mencapai kesejahteraan dan
kemakmuran Bersama